Investasi Budaya Cirebon

Tari Topeng Budaya Cirebon
Investasi Budaya Cirebon : Menyambut HUT ke 639 bertepatan dengan 1 Muharam pada 29 Desember 2008, Kota Cirebon nampaknya bakal meriah. Delapan titik panggung budaya digelar oleh Pemerintah Kota Cirebon (Disbudpar) bertajuk Ganjene Cerbon. Yang menjadi agak berbeda dari tahun sebelumnya adalah adanya partisipasi masyarakat dalam turut memeriahkan dengan sejumlah acara, seperti Kirab Budaya, Pesta Rakyat Cerbon 2008, dan The Sound of Culture. Tentu saja kita berharap bahwa momen ini bisa merupakan langkah nyata bergeraknya gerbong budaya Cirebon menuju Kota Budaya & Pariwisata.

Menjadi suatu keniscayaan bahwa pencapaiannya memerlukan berbagai persyaratan sebagai kunci sukses. Bila benar berniat ingin menjadi Kota Pariwisata, maka setidaknya harus mampu mewujudkan seperti apa yang terpancang dalam Sapta Pesona, yakni penciptaan kondisi aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

Menyiasati para wisatawan agar betah tinggal (length of stay) saat mampir ke Cirebon, tentu harus ada sesuatu yang kita suguhkan secara kreatif dan unik. Tentang tontonan, tuntunan, keunikan, dan kreativitas bisa terus kita gali dan kembangkan dari beragam budaya kesenian tradisional khas Cirebon. Kesenian sintren, tarling, tari topeng, tayub, genjring dogdog dan banyak lagi lainnya tak akan pernah kering bila digali lebih dalam lagi. Bahkan kejadiannya akan seperti minum air laut, konon makin diminum makin haus, kian digali kian menyuburkan inspirasi.
Sudah saatnya kita lebih membuktikan diri, menunjukkan secara real keberpihakkan terhadap keagungan Budaya Cirebon. Cara terbaik untuk mengangkat kembali popularitas kesenian tradisional, satu diantaranya adalah melalui pemanggungan.

Pentas kesenian menjadi sangat penting, mengingat beragam kekayaan seni tradisional masih perlu lebih digalakkan, terutama pada generasi muda. Secara jujur harus berani kita akui bahwa kesenian tradisional saat ini kalah bersaing dalam hal kuantitas pementasan bila dibandingkan dengan kesenian modern. Popularitas band dengan publikasi media yang luar biasa, semakin mempersempit ketertarikan atau minat generasi penerus pada seni tradisional.

Siapapun mengakui bahwa sebenarnya seni tradisional lebih memiliki nilai-nilai luhur dan makna filosofis yang sangat mendalam bila dibandingkan dengan seni modern.

Pelestarian kesenian tradisional perlu disiasati dengan melaksanakan kegiatan pentas seni secara bertubi-tubi yang melibatkan generasi muda, siswa-siswi SMP, SMA, mahasiswa ataupun sanggar seni yang hingga hari ini sangat merindukan, bahkan memimpikan untuk bisa sering tampil di pentas kesenian yang pantas.

Pementasan yang dilakukan secara periodik, berkesinambungan, akan mampu mengangkat (brand) image dan memicu motivasi kuat pada para (calon) pelaku seni atau seniman. Dan pada giliran berikutnya dapat menjadi magnet promosi bagi dunia industri.

Memasuki wilayah dunia seni, ternyata, memang memerlukan kesabaran yang lebih dari biasa. Bukan hanya mengharmoniskan dengan berbagai pihak terkait, tapi harus juga bisa menyamakan persepsi dengan pihak yang mengait.

Proses kreativitas dalam upaya mendongkrak ulang untuk melambungkan kembali kesenian tradisional yang diwujudkan sebagai tontonan, saat ini masih banyak yang memaknainya sebagai suatu proyek dengan konotasi negatif. Mind set atau cara berpikir seperti ini, tentu harus segera di-refresh.

Pemerintah memang harus dapat diandalkan dalam mencapai kebangkitan budaya Cirebon. Terus mendorong berbagai elemen masyarakat untuk bisa berpartisipasi aktif secara kreatif. Berbagai gagasan trengginas perlu dukungan birokrasi yang ringkas dan tangkas. Kita sama-sama tahu bahwa uang bukanlah segala-galanya, walau segala-galanya pakai uang!

Menghubungkan kesenian tradisional dengan dunia industri, sebaiknya kini menjadi pilihan. Kita masih sangat membutuhkan entrepreneur yang mampu menjembatani dua dunia berbeda tanpa harus membenturkan secara hitam-putih antara idealisme vs kapitalisme. Mewujudkan pentas seni yang ideal, masih memerlukan beberapa tahapan berikutnya. Tak boleh bosan untuk terus mendiskusikan secara santun dalam memenuhi perbedaan kepentingan.

Mengindustrikan kesenian yang mengacu pada nilai keindahan, tradisi, dan kesalehan sosial menjadi tantangan mengasyikkan bila dijiwai sebagai perjuangan penuh keikhlasan. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian. Mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks.

Dalam Cultural-Determinism, Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski menyatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Artinya, kitalah yang menentukan arah bersama-sama.

Saat ini kita sedang bergerak nyata, mempertontonkan kembali berbagai kesenian tradisional dan kesenian lainnya yang hidup, tumbuh, dan harus diupayakan berkembang ning tanah Cerbon. Semoga momen kali ini, bisa menjadi bagian dari investasi budaya.

Sukses hari ini, menentukan sukses berikutnya. Agenda tahunan pun, bisa kita buat – karena tahun depan bisa dipastikan dunia industri tertarik untuk turut mendukungnya. Mari bersama-sama kita lakukan sebisanya, sekuatnya, semampunya agar para seniman senang, dunia industri tercengang, wisatawan pun (kelak) datang. *) Catatan Investasi Budaya Cirebon : 25-07-2009
Labels: budaya cirebon, investasi budaya cirebon, kota cirebon

Thanks for reading Investasi Budaya Cirebon. Please share...!

0 Komentar untuk "Investasi Budaya Cirebon"

Back To Top